MAKALAH
PENDAHULUAN DALAM PENELITIAN
KUANTITATIF
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Penelitian Pembelajaran BSI
DISUSUN
OLEH:
DEDE PRATIWI (2222101678)
KELAS : VD
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN
BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG-BANTEN
2012
A.
Pengertian
Metode Penelitian
Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata
kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri keilmuan
yaitu rasioanl, empiris dan sistematis. Rasional berarti Kegiatan penelitian
itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh
penawaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang di lakukan itu dapat diamati
oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara-cara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah, misalnya mencari
uang yang hilang atau provokator, atau tahanan yang melarikan diri melalui
paranormal). Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakann langkah-langkah tertentu yang besifat logis.
Data
yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris atau teramati yang
mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukan derajat ketepatan
antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti. Misalnya dalam masyarakat tertentu terdapat lima
ribu orang miskin, sementara peneliti melaporkan jauh dibawah atau diatas lima
ribu orang miskin, maka derajat validitas hasil penelitian itu rendah atau
misalnya dalam suatu unit kerja pemerintahan, dimana dalam unit kerja tersebut
iklim kerjanya sangat bangus, sementara peneliti melaporkan iklim kerjanya
tidak bagus, maka data yang dilaporkan tersebut juga tidak valid. Untuk mendapatkan
data yang lansung valid dalam penelitian sering sulit dilakukan, oleh karena
itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya dapat di uji
melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya kalau data itu reliable
dan objektif maka terdapat kecenderungan data tersebut akan valid.
Data
yang valid pasti reliable dan obyektif. Reliable berkenaan derajat konsistensi
atau keajegan data dalam interval waktu tertentu. Data yang reliable belum
tentu valid, misalnya setiap hari seorang karyawan perusahaan pulang malam
dengan alasan ada rapat, padahal kenyataannya tidak ada rapat. Hal ini
diucapkan secara konsisten tetapi berbohong, sehingga data tersebut terlihat
reliable(konsisten) tetapi tidak valid. Data yang obyektif juga belum tentu valid,
misalnya 99% dari sekelompok orang menyatakan bahwa si A adalah pencuri, dan 1%
nya menyatakan bukan pencuri. Padahal yang benar, justru yang hanya 1% yang
menyatakan bahwa A adalah bukan pencuri. Pernyataan kelompok tersebut terlihat
obyektif (disepakati 99%) tetapi tidak valid.
Setiap
penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuna
penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat oenemuan, pembuktian dan
pengembangan. Penemuan berate data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data
yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian
berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya
keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu dan pengembangan
berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Penelitian
yang bersifat penemuan misalnya, menemukan cara yang paling efektif untuk
memberantas korupsi, penelitian. Penelitian yang bersifat membuktikan misalnya,
membuktikan apakah betul bahwa insentif dapat meningkatkan prestasi kerja di
unit tertentu atau tidak. Selajutnya penelitian yang bersifat mengembangkan
misalnya, mengembangkan system pemberdayaan masyarakat yang efektif.
Melalui
penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah
diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau
informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti
meminimalkan atau mengilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan
agar masalah tidak terjadi.
Penelitian
yang akan digunakan untuk memahami maslaah misalnya, penelitian tentang
sebab-sebab jatuhnya pesawat terbang atau sebab-sebab pembudayanya korupsi di
Indonesia. Penelitian yang bersifat memecahkan masalah misalnya, penelitian
untuk mencari cara yang efektif untuk memberantas korupsi di Indonesia dan
penelitian yang bersifat antisipasi masalah misalnya penelitian untuk mencari
cara agar korupsi tidak terjadi pada pemerintahan baru.
B.
PENDAHULUAN
DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
Metode
kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit atau empiris, obyektik, terukur, rasional
dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena metode ini
dapat ditemukian dan dikembangkan berbagai itek baru. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Penggunaan metode kuantitatif
Metode
kuantitatif digunakan apabila:
a. Bila
masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah
merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara
aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan
pelaksanaan. Dalam menyusun proposal penelitian, masalah ini harus ditunjukan
dengan data, baik data hasil penelitian sendiri maupun dokumentasi. Misalnya
akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang
miskin sebagai masalah harus ditunjukan.
b. Bila
peneliti ini ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode
penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas
tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
c. Bila
ingin diketahui pengaruh perlakuan atau
treatment tertentu terhadap yang lain untuk kepentingan ini metode
eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya pengeruh jamu tertentu terhadap
drajat kesehatan.
d. Bila
peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat
berbentuk hipotesis deskriptif, komperatif dan asosiatif.
e. Bila
peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena empiris dan
dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak-anak dari masyarakat tertentu,
maka dilakukan pengukuran dengan teks IQ.
f. Bila
ingin menguji terhadap adanya keraguan-keraguan tentang validitas pengetahuan,
teori dan produk tertentu
Proposal Penelitian Kuantitatif
Rancangan
atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang
akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam menyusun
rancangan penelitian, perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat
digunakan untuk mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian.
Penelitian
dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah merupakan
“penyimpangan” dari apa seharusnya dengan apa terjadi, penyimpangan antara
rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara teori dan pratek, dan
penyimpangan antara aturan dan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang
(tempat) dan waktu tertentu.
Rancangan
penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan
pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering
disebut proposal penelitian paling tidak berisi empat hipotesis, metode
penelitian, oraganisasi dan jadwal penelitian.
Berikut
pendahuluan dalam penelitian kuantitatif.
1.Pendahuluan
a.
Latar
Belakang Masalah
Pada bagian ini berisi tentang sejarah
dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi pada suatu objek penelitian, tetapi
dalam peristiwa itu, sekarang ini tampak ada penyimpang-penyimpangan dari
standar yang ada, baik standar yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan.
Oleh karena itu dalam latar belakang ini penelitian harus melakukan analisis
masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini
penelitian harus dapat menujukan adanya suatu penyimpangan yang ditujukan
dengan data dan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.
b.
Identifikasi
Masalah
Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai
masalah yang ada pada obyek yang diteliti. Semua masalah dalam obyek, baik yang
akan diteliti maupun yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan
Untuk
dapat mengidentifikasi masalah dengan baik maka peneliti harus melakukan studi
pendahuluan ke obyek yang diteliti, mel;akukan observasi, dan wawancara ke
berbagai sumber, sehingga permasalahan dapat terindentifikasi.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang
telah diketahui tersebut, selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan
masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya dimana diantara
masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif
dan negative terhadap masalah yang diteliti . selanjutnya masalah tersebut
dapat dapat dinyatakan dalam bentuk variable.
c.
Batasan
Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana,
tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih
mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasin akan diteliti.
Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana akan dilakukan penelitian,
variable apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variable satu
dengan variable lainnya. Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya
dapat dirumuskan masalah penelitian.
d.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah.
Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi, maka rumusan maslaah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabanya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan
erat antara masalah dan rumusan masalah. Karena setiap perumusan masalah
penelitian harus didasarkan pada masalah.
1. Bentuk-bentuk
Rumusan Masalah Penelitian.
Seperti yang telah
dikemukakan bahwa, rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk perumusan masalah
penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi (level of ekslanation). Bentuk masalah
dapat dikelompokan dalam bentuk masalah deskriptif, komparatis dan asosiatif.
a. Rumusan
masalah deskriptif
Rumusan masalah
deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan denga pertanyaan
terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih
(variable yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak
memuat perbandingan variable itu pada sampel yang lain, dia mencari hubungan
variable itu dengan variable yang lain. Penelitian yang semacam ini untuk
selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah deskriptif:
1. Seberapa
baik kinerja guru bahasa Indonesia?
2. Bagaimana
sikap guru bahasa Indonesia terhadap perubahan kurikulum yang di tetapkan oleh
kementrian pendidikan Indonesia?
3. Seberapa
tinggi efektifitas kebijakan pemerintah terhadap BOS di sekolah di Indonesia?
Dari
beberapa contoh diatas terlihat bahwa setiap perrnyataan penelitian berkenaan
dengan satu variable atau lebih secara mandiri.
b. Rumusan
masalah komparatif
Rumusan komperatif
adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variable
atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang
berbeda. Contoh rumusan masalah ada sebagai berikut.
1. Adakan
perbedaan produktifitas kerja antara pegawai negri, BUMN, dan swasta. (satu
variable pada tiga sampel).
2. Adakah
perbedaan, kemampuan dan disimplin kerja antara pegawai negeri dan swasta. (dua
variable pada dua sample).
c. Rumusan
masalah asosiatif
Rumusan masalah
asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
1. Hubungan
simetris
Hubungan simetris
adalah suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang kebetulan munculnya
bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Adakah
hubungan antara banyaknya bunyi burung perenjak dengan tamu yang datang? Hal
ini bukan berarti yang menyebabkan tamu datang adalah bunyi burung. (dipedesaan
Jawa Tengah ada kepercayaan kalau di depan rumah ada bunyi burung perenjak,
maka diyakini aka ada tamu, di Jawan Barat, kupu-kupu dan tamu).
b. Adakah
hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah?
c. Adakah
hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin.
2. Hubungan
Kausal
Hubungan Kausal adalah
hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi di sini ada variable independen
(variable yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:
a. Seberapa
besar pengeruh kepemimpinan nasional terhadap prilaku masyarakat?
b. Seberapa
besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan?
c. Adakah
pengeruh system penggajian terhadap prestasi kerja?
Contoh judul
penelitiannya:
a. Pengaruh
gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap evisiensi kerja di departemen
X. contoh pertama dengan satu variable independen dan contoh kedua dengan dua
variable independen.
b. Pengaruh
insentif terhadap disimpin kerja karyawan di departemen X.
3. Hubungan
interaktif/reciprocal/timbale balik
Hubungan interaktif
adalah hubungan yang saling memengaruhi. Disini tidak diketahui mana variable
independen dan dependen, contoh:
a. Hubungan
antara motivasi dan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi
prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
b. Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan.
Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat
meninggaktkan kecerdasan karena giji terpenuhi.
Setelah masalah yang akan diteliti itu
ditentukan (variable apa saja yang akan diteliti, dan bagaimana hubungan
variable satu dengan yang lain), dan supaya masalah dapat terjawab secara
akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan scara spesifik.
Seperti telah diuraikan dalam bab rumusan masalah, sebaiknya rumusan masalah
itu dinyatakan dalam kalimat pernyataan. Jadi pola pikir dalam merumuskan
masalah itu ada empat yang tahapan dapat digambarkan seperti gambar berikut.
Latar Belakang Masalah
Berisi
tentang sejarah dan peristiwa yang terjadi pada objek yang akan diteliti,
tetapi peristiwa itu nampaknya ada penyimpangan dari standar keilmuan maupun
aturan. Penyimpangan ini perlu ditunjukan dalam data. Peneliti juga perlu
menuliskan mengapa hal itu harus di teliti.
|
Identifikasi Masalah
Semua
masalah yang ada pada objek penelitian dikemukakan, baik masalah yang akan
diteliti maupun tidak diteliti. Tunjukan hubungan masalah satu dengan masalah
yang lain. Masalah yang diteliti umumnya merupakan variable dependen.
|
Batasan Masalah
Karena keterbatasan
waktu, dana, tenaga, teori dan supaya penelitian lebih mendalam maka
penelitian dibatasi pada beberapa variable saja.
|
Rumusan Masalah
Dinyatakan
dalam kalimat tanya.
|
E. Tujuan penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat
diletakkan di luar pola pikir dalam merumuskan masalah. Tetapi keduanya ada
kaitannya dengan permasalahan, oleh karena itu dua ini ditempatkan pada bagian
ini. Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada pada sampul
skripsi atau tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya untuk memenuhi salah
satu syarat untuk mendapat mendapat gelar sarjana), tetapi tujuan di sini
berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian
berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya rumusan
masalahnya: bagaimanakah tingkat displin kerja pegawai di Departemen A? maka
tujuan penelitianya adalah: ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin
pegawai di departemen A. Kalau rumusan masalahnya: apakah ada pengaruh latihan
terhadap produktifitas kerja pegawai, maka tujuan penelitiannya adalah: ingin
mengetahui apakah pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja pegawai. Dan
kalau ada seberapa besar. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya
terletak pada kesimpulan penelitian.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari
tercapainya tujuan. Kalau tujuan penelitian dapat tercapai dan rumusan masalah
dapat terjawab secara akurat maka sekarang kegunaanya apa. Kegunaan hasil
penelitian ada dua yaitu:
a. Kegunaan
untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis
b. Kegunaan
praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada
obyek yang diteliti.
DAFTAR
PUSTAKA
Sugiyono.
2009. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar