Analisis buah rindu oleh DEDE PRATIWI
Analisis puisi
Buah
rindu
Dikau
sambur limbur pada senja
Dikau
alkamar purnama raya
Asalkan
kanda bergurau senda
Dengan
adinda tajuk mahkota
Di
tuan rama-rama melayang
Di
dinda dendang sayang
Asalkan
kanda selang-menyelang
Melihat
adinda kekasih abang.
Ibu,
seruku ini laksana pemburu
Memikat
perkutut di pohon ru
Sepantun
swara laguan rindu
Menangisi
kelana berhati mutu
Kelana
jauh duduk merantau
Dibalik
gunung dewala hijau
Diseberang
laut cermin silau
Tanah
Jawa mahkota pulau….
Buah
kenanganku entah kemana
Lalu
mengembara kesini sana
Haram
berkata sepatah jua
Ia
lalu meninggalkan beta.
Ibu
lihatlah anakmu muda belia
Setiap
waktu sepanjang masa
Duduk
termenung berhati duka
Laksana
asmara kehilangan seroja.
Bunda
waktu tuan melahirkan beta
Pada
subuh kembang cempaka
Adakah
ibu menaruh sangka
Bahwa
begini peminta anakda?
Wah
kalau begini naga-naganya
Kayu
basah dimakan api
Aduh
kalau begini laku rupanya
Tentulah
badan lekaslah fani.
A.Analisis
puisi berdasarkan model pendekatannya terhadap karya sastra
Berdasarkan model
pendekatan terhadap karya sastra, kritik sastra digolongkan menjadi empat tipe:
1.Kritik
Mimetik (Mimetic criticism)
Kritik mimetic memandang karya sastra sebagai
tiruan, pencerminan, atau penggambaran dunia luar dan kehidupan manusia.
Kriteria yang utama dikenakan pada karya sastra adalah ‘kebenaran’
penggambarannya terhadap objek yang digambarkan atau hendak digambarkan. Dalam
puisi Buah rindu, mimetic terlihat pada baris yang berbunyi:
1. Melihat adinda kekasih abang (Bait ke2, Baris ke4)
2. Kelana jauh
duduk merantau (Bait ke 4, Baris ke1)
3. Haram
berkata sepatah jua (Bait ke5, Baris ke3)
4 .Ia lalu
meninggalkan beta. (Bait ke5, Baris ke 4)
2.
Kritik Pragmatik
Kritik ini memandang karya sastra sebagai sesuatu
yang disusun yang mempuyai untuk mencapai efek-efek tertentu pada pembaca.
Kritik pragmatik cenderung menimbang nilai karya sastra sesuai dengan
keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut.
3.
Kritik Ekspresif
Kritik ekspresif
mendefenisikan puisi sebagai ekspresi, curahan, ucapan perasaan, atau sebagai
produk imajinasi penyair. Kritik ini menghubungkan karya sastra dengan
pengarang. Puisi Buah Rindu merupakan refleksi dari Amir Hamzah yang merupakan
ungkapan isi hatinya pada saat itu.
4.Kritik
Objektif
Kritik ini menganggap
karya sastra sebagai sesuatu yang berdiri bebas dari penyair, pembaca, dan
dunia sekitarnya. Kriteria utama dalam kritik objektif adalah kriteria
intristik. Puisi karya Amir Hamzah ini terdiri dari 32 baris. Penyair
menuliskan puisinya seakan bercerita. Dalam puisi ini, terdapat;
Majas
Asosiasi
Contohnya:
Kayu
basah dimakan api
Majas
Hiperbola
Contohnya:
Dikau
sambur limbur pada senja
Dikau
alkamar purnama raya
Asalkan
kanda bergurau senda
Dengan
adinda tajuk mahkota
B.
Analisis puisi berdasarkan bentuk dan isinya
1.
berdasarkan bentuknya
puisi Buah Rindu
mempunyai 32baris dengan bentuk seakan bercerita. Puisi ini tidak mempunyai
ritme akan tetapi puisi ini mempunyai rima:
Di
tuan rama-rama melayang
Di
dinda dendang sayang
Asalkan
kanda selang-menyelang
Melihat
adinda kekasih abang
a.Majas
Asosiasi
Kayu
basah dimakan api
Majas Asosiasi adalah majas perumpamaan suatu
perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Dalam puisi ini maksud dari penyair adalah
perumpamaan dari kayu basah yang terbakar oleh api adalah sesuatu hal yang
tidak mungkin terjadi.
b.Majas
Hiperbola
Dikau
sambur limbur pada senja
Dikau
alkamar purnama raya
Asalkan
kanda bergurau senda
Dengan
adinda tajuk mahkota
Majas Hiperbola adalah
majas yang bersifat melebih-lebihkan sesuatu, hingga mendapatkan susunan kata
yang indah dalam puisi.
-Dikau
sambur limbur pada senja
Maksud pengarang bisa
jadi dikau seperti penerang ketika aku menemui titik sulit dalam hidup
-Dikau
alkamar purnama raya
Dikau bagaikan penerang
disaat aku menemui titik sulit dalam hidup. seperti bulan purnama yang
cahayanya terang berderang menerangi malam yang gelap gulita.
2.
Bedasarkan isinya
Puisi Buah Rindu
merupakan puisi yang dibuat sebagai suasana hati pengarang pada saat itu yang
sedang dilanda rindu kepada kekasihnya namun kekasihnya merantau jauh sehingga
memutuskan dirinya begitu saja, ditengah kegalauan serta kerinduan kepada gadis
itu, Amir Hamzah pun menceritakan apa yang dialaminya kepada ibunya.
Dikau
sambur limbur pada senja
Kamu seperti penerang
ketika aku menemui titik sulit dalam hidup
Dikau
alkamar purnama raya
Kamu bagaikan penerang
disaat aku menemui titik sulit dalam hidup. seperti bulan purnama yang
cahayanya terang berderang menerangi malam yang gelap gulita.
Asalkan
kanda bergurau senda
Asalkan aku bisa bercanda dengan kamu
Dengan
adinda tajuk mahkota
Dengan kamu kekasihku sebagai yang terindah yang
paling utama dalam hidupku
Di
tuan rama-rama melayang
Kau kujadikan segalanya dengan kupertuan hingga kau
merasa kau memanglah segalanya
Di
dinda dendang sayang
Padamu aku merayu, menggombal, menunjukkan rasa
sayangku
Asalkan
kanda selang-menyelang
Asalkan aku bisa mecuri-curi waktu
Melihat
adinda kekasih abang.
Agar dapat berjumpa denganmu, kekasih hatiku
Ibu,
seruku ini laksana pemburu
Ibu, aku ingin menceritakan apa yang terjadi padaku
saat ini. Aku seperti seorang yang memburu
Memikat
perkutut di pohon ru
Dan mencoba menarik hati seseorang yang mustahil
sekali aku dapatkan karena orang itu mudah menghilang dari hidupku dengan
sekejap layaknya seekor burung perkutut yang hinggap dipohon, mudah saja burung
itu terbang kembali.
Sepantun
swara laguan rindu
Menangisi
kelana berhati mutu
Sebuah pantun lagu rindu kubuat sebagai ungkapan
hatiku yang sangat sedih karena kepergianmu
Kelana
jauh duduk merantau
Yang merantau jauh di sana
Dibalik
gunung dewala hijau
Diseberang
laut cermin silau
Tanah
Jawa mahkota pulau….
Sedangkan aku disini terus menantimu, aku tetap
dipulau Jawa sedangkan dirimu diluar pulau Jawa
Buah
kenanganku entah keman
Lalu
mengembara kesini sana
Cerita tentang kita berdua seakan telah pudar
dimakan waktu karena terlalu lama tidak bertemu
Haram
berkata sepatah jua
Ia
lalu meninggalkan beta.
Kau meninggalkan aku tanpa mengatakan apapun
sebelumnya, tidak ada kabar, tiba-tiba memutuskanku begitu saja
Ibu
lihatlah anakmu muda belia
Setiap
waktu sepanjang masa
Duduk
termenung berhati duka
Laksana
asmara kehilangan seroja.
Ibu aku ingin bercerita padamu, aku masih muda
waktunya mencari cinta namun setiap hari yang kupikirkan hanyalah dia padahal
dia telah meninggalkan aku, meninggalkan kenangan yang kita buat bersama. Aku
sangat sedih, aku merasa sangat kehilangan dirinya
Bunda
waktu tuan melahirkan beta
Pada
subuh kembang cempaka
Adakah
ibu menaruh sangka
Bahwa
begini peminta anakda?
Ibu, waktu ibu melahirkan aku, tidak akan terbesit
dalam pikiranmu bu, bahwa pada saat aku membutuhkan cinta justru cinta itu
meninggalkan aku. Aku tidak meminta dilahirkan dalam penderitaan cinta ini bu.
Wah
kalau begini naga-naganya
Kayu
basah dimakan api
Aduh
kalau begini laku rupanya
Tentulah
badan lekaslah fani.
Kalau begini
keadaannya, seperti sesuatu yang tidak mungkin terjadi namun kalau begini
suasana hatiku yang selalu bersedih hati karena ditinggal kekasihku bisa-bisa
aku akan meninggal sebab selalu memikirkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar