Nama : Dede Pratiwi Susilowati
Kelas : 3 D Diksatrasia
Nim : 2222101678
Analisis novel ke 5 Laskar Pelangi
Laskar
pelangi merupakan sebuah novel fenomenal dalam dunia penulisan di Indonesia.
Siapa yang tidak mengenal novel ini. Novel ini sungguh popular di Tahun 2009an.
Novel ini terlahir dari tangan emas pemuda Belitong asli yang bernama Andrea
Hirata. Jalan cerita novel inipun barangkali berasal dari kehidupan nyata sang
penulis sendiri. Novel ini sungguhlah mendobrak dunia penulisan kita yang sedang
matisuri. Bahkan sampai-sampai novel ini
menyabet gelar ‘best seller’ serta Indonesia’s
powerfull book. Ratusan ekslempar novel telah habis terjual, pencetakan
novelpun bahkan dilakukan hingga berkali-kali dalam beberapa tahun.
Prestasi
demi prestasi pun sudah banyak direnggut novel ini, banyak sekali tokoh besar
memberikan komentarnya di beberapa halaman, di cover depan dan belakang novel
Laskar Pelangi ini. Sampai-sampai sudah diterbitkan dalam banyak bahasa agar
orang luar dapat menikmati karya sastra penuh inspirasi ini. Puncaknya novel
ini diangkat kedalam layar lebar serta menduduki box office dalam beberapa
minggu. Berbagai buah manis mulai terkuak dalam novel ini dari otak jenius sang
pengarang, sungguhlah karya sastra ini bernilai seni tinggi karena bukan berisi
roman percintaan klasik garing yang itu-itu saja seperti yang beredar dipasaran
Indonesia. Namun justru berisi tentang perjuangan hidup, semangat menggapai
cita-cita, persahabatan, keagamaan, dan sedikit dibumbui percintaan yang menggelitik
pembaca.
Begitu
fenomenalnya Laskar pelangi ini bahkan sampai-sampai jika anda bertanya pada
para remaja yang anda temui dimana saja tentang laskar pelangi pasti setidaknya
mereka mengenal laskar pelangi. Karena laskar pelangipun dibuat lagu khusus
oleh grup band yang sedang naik daun dengan judul yang sama yang berisikan tentang
pejuangan meraih mimpi seperti cerita dalam novel tersebut. Tentu saja nama laskar
pelangi kian melambung seiring melambungnya lagu itu.
‘Novel
pembawa inspirasi’ begitulah yang ada dalam otak saya setelah rampung
membacanya. Sebenarnya novel lascar pelangi ini tidak berakhir pada halaman
akhirnya sebab ada sequel lascar pelangi yakni sang pemimpi, Edensor,dan maryah
karpov yang tentu saja melejit pula dipasaran. Baiklah saya akan segera memulai
analisis saya mengenai novel ini. Novel yang terdiri dari 494 halaman dengan
penambahan glosarium hingga mencapai 534 halaman merupakan novel yang tidak main-main dibuat
karena didalamnya terdapat banyak sekali kata-kata asing yang kemudian
dijabarkan di sebuah halaman khusus yang bernama glosarium.
Awal
kali akan membaca novel ini mungkin para orang awam seperti saya akan menciut
nyali untuk menghatamkannya karena novelnya tebal luar biasa, namun jendela
hati pasti langsung terbius dengan rangkaian indah kata yang dibuat pengarang
yang menuntun pembaca untuk terus lanjut membaca lembar demi lembar novel.
Laskar
pelangi dalam novel ini adalah sekumpulan anak kecil yang memiliki tekad luar
biasa untuk mengenyam pendidikan ditengah kemiskinan, kebodohan masyrakat,
serta kesemrautan jaman dan kehidupan marginal yang sama sekali tidak memihak
pada tubuh hitam kecil mereka. Lascar pelangi beranggotakan 10 orang anak luar
biasa, mereka adalah Ikal, Lintang, Borek, Sahara, Akiong, Harun, Tripani,
Syahdan, Mahar, Kucai. Mereka memiliki karateristik unik yang berbeda antara
satu dengan yang lain. Sebut saja Ikal tokoh utama dalam novel ini digambarkan
dengan kepribadian luar biasa pantang menyerah, setia kawan dan juga pintar.
Dari kesepuluh anggota lascar pelangi yang paling mencolok adalah Mahar dan
Lintang, penyeimbang kelas, penyeimbang otak kiri dan kanan sebuah sekolah
dasar islam satu-satunya yang miskin di Belitong.
Ikal
adalah anak lelaki yang kucel, dekil, miskin, dan kesengsaraan selalu melekat
padanya. Perjalanan hidupnya dimulai pada saat dia dan kesembilan anak lainnya
mendaftar disebuah sekolah dasar islam satu-satunya di Belitong, sekolah itu
sungguh miskin, melarat, bangunannya hampir roboh. Hanya ada 3 alasan mengapa para
orangtua menyekolahkan anaknya di sana, yang pertama jelas karena mereka tidak
sanggup membiayai sekolah sehingga memilih menyekolahkan anaknya di sekolah
yang tidak diminta iuran sepeserpun, yang kedua karena sd Muhamadiah adalah
sekolah dasar islam satu-satunya di Belitong, alasan terakhir adalah karena
anaknya tidak diterima disekolah dasar manapun di Belitong sehingga akhirnya
sekolah disitu.
Ironisnya
sekolah akan ditutup dihari itu juga apabila murid yang mendaftar kurang dari
sepuluh orang, sedangkan murid yang baru mendaftar saat itu baru 9 orang. Bu
Mus, sebagai guru kelas sungguh dibuat panik dengan keputusan itu, dia takut
sekolah tempatnya mengajar akan ditutup hanya karena kurang satu orang murid
yang hendak mendaftar. Namun ternyata takdir berkata lain, Harun seorang anak
kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa hadir didetik terakhir
pendaftaran sekolah, dia menyelamatkan SD Muhamadiah. Namun disisi lain Harun
bukan mahluk sempurna, dia orang yang memiliki ‘kebutuhan khusus’.
Mahar
dan Lintang, mereka berdua menjadi pusat yang membangkitkan hawa hidup di SD
tersebut. Mahar adalah seorang anak kecil miskin yang mempunyai segudang bakat
yang berasal dari otak kanan, dia begitu piawai menyanyi, menabuh alat musik,
dan dia seperti seorang master kondang dalam perhelatan pertunjukan musik di
Belitong, Mahar adalah anak kecil penuh jiwa seniman, mempunyai segudang
imajinasi liar khas anak kecil yang membara dan menularkannya pada anak lain.
Namun kecintaannya pada hal-hal mistis menyeretnya keluar dari poros seorang
seniman, jiwa seninya terlalu buas dan liar untuk mengetahui hal-hal mistis.
Hingga akhirnya dia dipertemukan dengan Flo anak perempuan tomboy dari SD PN
yang memilih pindah ke SD muhamadiah agar bisa berteman dengan Mahar si Raja mistis
menurut hematnya. Flo pun menjadi anggota Laskar pelangi setelah diangkat di
pohon anak Laskar pelangi bermain.
Lintang,
anak kecil miskin dari ayah seorang patani miskin di Belitong, rumahnya adalah
rumah terjauh dari yang lainnya, setiap hari Lintang mengkayuh sepedanya tak
peduli hari panas, hujan, badai dia tetap datang kesekolah, pantang baginya
membolos. Otaknya demikian cermelang, mungkin dia adalah Einstein Belitong, ah
tidak lebih tepatnya dia Einstein Indonesia, Lintang terlampau genius entahlah
IQ nya berapa. Yang jelas dia sungguh murid terpandai di SD muhamadiah, bukan
hanya itu, Lintang memiliki semangat membara, berapi-api dan meluap. Dia
mengajarkan pada anak lain untuk bercita-cita, padahal sebelumnya tak ada
satupun yang berani bercita-cita. Lintang sang penyemangat jiwa bagi Ikal.
Dialah sahabat terbaik sekaligus rival terberat bagi Ikal.
Mereka
bersepuluh begitu bersemangat, bergairah, dan menggebu-gebu. Sang penulis
sungguh piawai merangkai kata sedemikian indah sehinga pembaca merasa terbawa
dalam alur yang dibuat penulis.
Overall,
novel ini sungguh bagus dan bagi saya pribadi sangat menginspirasi. Ada
beberapa kalimat mutiara dalam novel ini yang menjadi panutan bagi saya, yakni
‘bakat itu tidak seketika muncul seperti alergi atau jerawat, namun dalam
berbagai kasus bakat itu dicari’ bahkan sayapun bercermin dari kalimat ini,
sebab saya belum menemukan apa bakat saya sendiri. Jika tidak membaca novel ini
mungkin saya tidak menemukan banyak inspirasi. Begitulah novel ini dimata saya,
memberikan banyak manfaat. Tak heran novel ini menjadi novel fenomenal tahun
2009an hingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar