Nama : Dede Pratiwi Susilowati
Kelas : 3 D Diksatrasia
Nim : 2222101678
Analisis novel ke4 Guruku sayang,
dibuang jangan karya Rahmat Heldy HS
Saya akan
menganalisis novel Guruku sayang dibuang jangan ini. Jujur saja baru melihat
cover depan rasa-rasanya novel ini kurang menarik, apalagi dengar-dengar sang
penulis baru saja mengepakkan sayap dibidang penulisan, dengan kata lain novel
ini merupakan novel pertama yang berhasil diterbitkan oleh penulis setelah
naskah berkali-kali mengalami penolakan diberbagai penerbit, akhirnya Gong
Publishingpun menerbitkan novel perdana Rahmat Heldy HS atau yang lebih dikenal
dengan panggilan Rahel ini, siapa yang tak mengenal Gong Publishing, penerbit
yang menerbitkan karya-karya emas. Begitupula novel ini don’t ever judge a book
by the cover, jangan pernah menilai novel dari cover luarnya, mari kita telaah
bagaimana isi dalamnya.
Cover depan
memang tidaklah menarik pembaca untuk mengambil novel ini dari rak ditoko-toko
buku, sebab pewarnaan serta desain grafis cover tidaklah didisain semenarik
mungkin, namun setelah membaca judulnya ‘Wah’ kata itulah yang pertama kali
saya ucapkan sebab judulnya sangat menggelitik ‘Guruku sayang, dibuang jangan’
mungkin karena pengaruh pendidikan yang saya tempuh adalah pengabdian kepada
Negara sebagai seorang guru di Fakultas Kependidikan dan Ilmu Keguruan maka
instusi saya mengatakan sepertinya novel ini bagus dan membuat saya berhasrat
untuk segera menamatkan novel ini.
Apalagi setelah
saya baca latar belakang penulis adalah alumni dari kampus saya sekarang,
dengan fakultas dan jurusan yang sama dengan saya, maka semakin menjadilah rasa
penasaran saya. Rasanya ada kebanggan tersendiri bagi saya karena ada mahasiswa
fakultas dan jurusan yang sama dengan saya sudah berhasil menerbitkan sebuah
novel, hal ini benar-benar memancing motivasi saya agar terus bergerak maju
dalam bidang tulis menulis karena sesungguhnya saya juga menukai bidang tulis
menulis sejak duduk dibangku SMP, namun sempat terhenti saat kuliah. Namun kini
ada sebuah buku penginspirasi hidup saya baik inspirasi saya sebagai mahasiswa,
sebagai guru kelak, serta sebagai penulis.
Ketika saya
membuka halaman pertama saya menemukan tulisan ‘mulanya aku membenci profesi
sebagai guru’ sungguhlah tulisan itu agaknya mirip dengan pemikiran saya,
mulanya saya terpaksa mengambil kuliah fakultas keguruan namun pikiran saya
terbuka sedikit mengenai profesi sebagai guru. Saya seperti menemukan sisi yang
sama dengan diri saya dalam novel ini. Hal itu membuat saya semakin bersemangat
membaca halaman demi halaman selanjutnya, novel ini memang agaknya diambil dari
kisah hidup penulis sendiri yang tentu saja dibumbui dramatisasi serta
imajinasi disana-sini tetap saja membuat novel ini terasa begitu hidup dan
memaksa saya seakan-akan terlarut dalam alur cerita. Dan bahkan saya merasa
sebagai pemeran utamanya.
Tokoh utama
dalam novel ini bernama Raphie yang diwujudkan dengan penyebutan kata ‘aku’
untuk mengganti Raphie, sebab penulis menggunakan sudut pandang pertama dalam
novel ini. Tokoh utama disini
digambarkan dengan latar belakang sebagai mahasiswa semester 4 jurusan
Diksatraisa Fakultas Kependidikan Untirta, Raphie adalah mahasiswa yang cukup
aktif di kampus, karakter Raphie disini digambarkan sebagai karakter yang
sangat kuat dan menonjol, dia memiliki sikap optimis yang sangat tinggi, sifat
pantang menyerah, tidak mudah putus asa itulah poin utama tokoh Raphie. Diawal
cerita sudah terjadi konflik antara Raphie dengan ayahnya.
Ayah Raphie yang
notabennya sebagai seorang petani di daerah kecil di profinsi Banten
menginginkan anaknya juga menjadi seorang petani untuk menggarap sawah
miliknya, sebab ayah Raphie sudah
terdoktrin sebuah paham kolot yang mengatakan bahwa tidak ada gunanya anak
disekolahkan tinggi-tinggi, paham itu justru sangat menyusahkan Raphie,
akhirnya mau tidak mau Raphie harus membiayai kuliahnya sendiri. Dia pun pernah
menjadi wartawan namun akhirnya dia resign sebab khawatir apabila menjadi
wartawan itu pekerjaan haram. Pada suatu ketika Raphie berangkat ke kampus menaiki
bus arah pakupatan, ternyata dia diongkosi oleh seorang gadis cantik. Usut
punya usut ternyata gadis itu juga mahasiswi Untirta tingkat 4 fakultas
ekonomi, disini ada kejanggalan, diawal diceritakan bahwa Padma adalah mahasiswi fakultas ekonomi namun entah
mengapa diakhir cerita justru Padma mengajar di sekolah yang Raphie mengajar
juga, padahal Padma kan lulusan Fakultas ekonomi. Sungguh membingungkan.
Kembali ke jalan cerita, akhirnya kisah cinta mereka berdua pun berkembang
hingga akhirnya Padma mengkhianati cinta Raphie dengan berpaling pada pria
lain.
Saya merasa
cerita dalam novel ini begitu hidup sebab setting tempat, nama tokoh
benar-benar ada dikehidupan nyata. Sebut saja beberapa dosen sastra Untirta
yang namanya mondar-mandir dibeberapa bab dalam novel ini sehingga saya sebagai
pembaca, apalagi saya kuliah di Untirta, saya merasa tokoh Raphie benar-benar
hidup dan sangat nyata. Penulis pandai sekali menggabungkan unsur yang ada
dalam kehidupan nyata dalam sebuah novel fiksi. Alur yang digunakan adalah alur
maju dan mundur, dan menggunakan konflik naik turun hingga klimaksnya justru
ada di akhir cerita yang sangat mengagetkan sebab ternyata akhirnya Padma tewas
gantung diri disebabkan dia terkena HIV/AIDS sedangkan ayah ibunya sudah meninggal.
Novel ini benarlah bagus dan layak untuk dibaca apalagi mengingat ini adalah
novel pertama dari penulis. Cukup bagus bagi seorang penulis yang menerbitkan
novel untuk pertama kalinya.
Unsur yang ada dalam
novel ini adalah pendekatan sosiologisastra yakni pendekatan yang dilakukan
berdasarkan budaya, kehidupan sosial, serta ekonomi yang ada pada masyarakat
sesungguhnya. Bisa dibilang sebagai cerminan kehidupan sosial masyarakat. Dalam
novel ini tentu saja berlatar belakang masyarakat Banten. Dengan keadaan sosial
kebanyakan masyarakat didesanya sebagai petani. Bila dilihat kenyataannya
dikehidupan nyata ternyata memang begitu adanya.
Novel ini tidak
hanya menceritakan perjuangan hidup seorang anak petani yang ingin maju serta
ingin mengubah kehidupannya. Namun juga bercerita tentang rumitnya sebuah kisah
percintaan, serta sifat optimis yang sangat tinggi. Saya sungguh sangat
termotifasi setelah membaca novel ini. Awalnya saya agak pesimis dan malas
membuat karya sastra, namun pikiran saya menjadi terbuka berkat novel ini, saya
ingin menghasilkan sebuah karya sastra entah dalam bentuk apapun, sebab saya
sebagai anak sastra yang seharusnya mencintai karya sastra.
Kesimpulan
Novel ini
sungguh bagus dan layak dibaca sebagai motivasi bagi pembaca pada umumnya serta
mahasiswa sastra pada khususnya. Sepertinya tak ada cacat yang berarti dalam
novel ini, namun yang menjadi pertanyaan saya adalah judulnya sungguh tidak ada
hubungannya dengan jalan ceritanya. Siapa guru yang dimaksud dalam judul Guruku
sayang dibuang jangan. Itulah teka-teki yang seertinyahanya penulisnya saja
yang tahu artinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar