Minggu, 06 Januari 2013

MAKALAH PENDAHULUAN DALAM PENELITIAN KUANTITATIF Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Penelitian Pembelajaran BSI


MAKALAH
PENDAHULUAN DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Penelitian Pembelajaran BSI

Description: C:\Users\Axioo\Downloads\LOGO FKIP UNTIRTA.jpg
DISUSUN OLEH:

DEDE PRATIWI (2222101678)

KELAS : VD


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG-BANTEN
2012


A.    Pengertian Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri keilmuan yaitu rasioanl, empiris dan sistematis. Rasional berarti Kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penawaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang di lakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah, misalnya mencari uang yang hilang atau provokator, atau tahanan yang melarikan diri melalui paranormal). Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakann langkah-langkah tertentu yang besifat logis.
Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris atau teramati yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Misalnya dalam masyarakat tertentu terdapat lima ribu orang miskin, sementara peneliti melaporkan jauh dibawah atau diatas lima ribu orang miskin, maka derajat validitas hasil penelitian itu rendah atau misalnya dalam suatu unit kerja pemerintahan, dimana dalam unit kerja tersebut iklim kerjanya sangat bangus, sementara peneliti melaporkan iklim kerjanya tidak bagus, maka data yang dilaporkan tersebut juga tidak valid. Untuk mendapatkan data yang lansung valid dalam penelitian sering sulit dilakukan, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya dapat di uji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya kalau data itu reliable dan objektif maka terdapat kecenderungan data tersebut akan valid.
Data yang valid pasti reliable dan obyektif. Reliable berkenaan derajat konsistensi atau keajegan data dalam interval waktu tertentu. Data yang reliable belum tentu valid, misalnya setiap hari seorang karyawan perusahaan pulang malam dengan alasan ada rapat, padahal kenyataannya tidak ada rapat. Hal ini diucapkan secara konsisten tetapi berbohong, sehingga data tersebut terlihat reliable(konsisten) tetapi tidak valid. Data yang obyektif juga belum tentu valid, misalnya 99% dari sekelompok orang menyatakan bahwa si A adalah pencuri, dan 1% nya menyatakan bukan pencuri. Padahal yang benar, justru yang hanya 1% yang menyatakan bahwa A adalah bukan pencuri. Pernyataan kelompok tersebut terlihat obyektif (disepakati 99%) tetapi tidak valid.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuna penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat oenemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berate data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Penelitian yang bersifat penemuan misalnya, menemukan cara yang paling efektif untuk memberantas korupsi, penelitian. Penelitian yang bersifat membuktikan misalnya, membuktikan apakah betul bahwa insentif dapat meningkatkan prestasi kerja di unit tertentu atau tidak. Selajutnya penelitian yang bersifat mengembangkan misalnya, mengembangkan system pemberdayaan masyarakat yang efektif.
Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau mengilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
Penelitian yang akan digunakan untuk memahami maslaah misalnya, penelitian tentang sebab-sebab jatuhnya pesawat terbang atau sebab-sebab pembudayanya korupsi di Indonesia. Penelitian yang bersifat memecahkan masalah misalnya, penelitian untuk mencari cara yang efektif untuk memberantas korupsi di Indonesia dan penelitian yang bersifat antisipasi masalah misalnya penelitian untuk mencari cara agar korupsi tidak terjadi pada pemerintahan baru.




B.     PENDAHULUAN DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit atau empiris, obyektik, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena metode ini dapat ditemukian dan dikembangkan berbagai itek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Penggunaan  metode kuantitatif
Metode kuantitatif digunakan apabila:
a.       Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam menyusun proposal penelitian, masalah ini harus ditunjukan dengan data, baik data hasil penelitian sendiri maupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang miskin sebagai masalah harus ditunjukan.
b.      Bila peneliti ini ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
c.       Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan atau  treatment tertentu terhadap yang lain untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya pengeruh jamu tertentu terhadap drajat kesehatan.
d.      Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komperatif dan asosiatif.
e.       Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak-anak dari masyarakat tertentu, maka dilakukan pengukuran dengan teks IQ.
f.       Bila ingin menguji terhadap adanya keraguan-keraguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu
Proposal Penelitian Kuantitatif
Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam menyusun rancangan penelitian, perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian.
Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah merupakan “penyimpangan” dari apa seharusnya dengan apa terjadi, penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara teori dan pratek, dan penyimpangan antara aturan dan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang (tempat) dan waktu tertentu.
Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering disebut proposal penelitian paling tidak berisi empat hipotesis, metode penelitian, oraganisasi dan jadwal penelitian.
Berikut pendahuluan dalam penelitian kuantitatif.
1.Pendahuluan
a.      Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi pada suatu objek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, sekarang ini tampak ada penyimpang-penyimpangan dari standar yang ada, baik standar yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan. Oleh karena itu dalam latar belakang ini penelitian harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini penelitian harus dapat menujukan adanya suatu penyimpangan yang ditujukan dengan data dan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.
b.      Identifikasi Masalah
Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada obyek yang diteliti. Semua masalah dalam obyek, baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik maka peneliti harus melakukan studi pendahuluan ke obyek yang diteliti, mel;akukan observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga permasalahan dapat terindentifikasi.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah diketahui tersebut, selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya dimana diantara masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negative terhadap masalah yang diteliti . selanjutnya masalah tersebut dapat dapat dinyatakan dalam bentuk variable.
c.       Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasin akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana akan dilakukan penelitian, variable apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variable satu dengan variable lainnya. Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah penelitian.
d.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan maslaah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabanya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah. Karena setiap perumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
1.      Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian.
Seperti yang telah dikemukakan bahwa, rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk perumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi (level of ekslanation). Bentuk masalah dapat dikelompokan dalam bentuk masalah deskriptif, komparatis dan asosiatif.
a.       Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan denga pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak memuat perbandingan variable itu pada sampel yang lain, dia mencari hubungan variable itu dengan variable yang lain. Penelitian yang semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah deskriptif:
1.      Seberapa baik kinerja guru bahasa Indonesia?
2.      Bagaimana sikap guru bahasa Indonesia terhadap perubahan kurikulum yang di tetapkan oleh kementrian pendidikan Indonesia?
3.      Seberapa tinggi efektifitas kebijakan pemerintah terhadap BOS di sekolah di Indonesia?
Dari beberapa contoh diatas terlihat bahwa setiap perrnyataan penelitian berkenaan dengan satu variable atau lebih secara mandiri.
b.      Rumusan masalah komparatif
Rumusan komperatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalah ada sebagai berikut.
1.      Adakan perbedaan produktifitas kerja antara pegawai negri, BUMN, dan swasta. (satu variable pada tiga sampel).
2.      Adakah perbedaan, kemampuan dan disimplin kerja antara pegawai negeri dan swasta. (dua variable pada dua sample).
c.       Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
1.      Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a.       Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung perenjak dengan tamu yang datang? Hal ini bukan berarti yang menyebabkan tamu datang adalah bunyi burung. (dipedesaan Jawa Tengah ada kepercayaan kalau di depan rumah ada bunyi burung perenjak, maka diyakini aka ada tamu, di Jawan Barat, kupu-kupu dan tamu).
b.      Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah?
c.       Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin.
2.      Hubungan Kausal
Hubungan Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi di sini ada variable independen (variable yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:
a.       Seberapa besar pengeruh kepemimpinan nasional terhadap prilaku masyarakat?
b.      Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan?
c.       Adakah pengeruh system penggajian terhadap prestasi kerja?
Contoh judul penelitiannya:
a.       Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap evisiensi kerja di departemen X. contoh pertama dengan satu variable independen dan contoh kedua dengan dua variable independen.
b.      Pengaruh insentif terhadap disimpin kerja karyawan di departemen X.
3.      Hubungan interaktif/reciprocal/timbale balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling memengaruhi. Disini tidak diketahui mana variable independen dan dependen, contoh:
a.       Hubungan antara motivasi dan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
b.       Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meninggaktkan kecerdasan karena giji terpenuhi.


Setelah masalah yang akan diteliti itu ditentukan (variable apa saja yang akan diteliti, dan bagaimana hubungan variable satu dengan yang lain), dan supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan scara spesifik. Seperti telah diuraikan dalam bab rumusan masalah, sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pernyataan. Jadi pola pikir dalam merumuskan masalah itu ada empat yang tahapan dapat digambarkan seperti gambar berikut.
Latar Belakang Masalah
Berisi tentang sejarah dan peristiwa yang terjadi pada objek yang akan diteliti, tetapi peristiwa itu nampaknya ada penyimpangan dari standar keilmuan maupun aturan. Penyimpangan ini perlu ditunjukan dalam data. Peneliti juga perlu menuliskan mengapa hal itu harus di teliti.

Identifikasi Masalah
Semua masalah yang ada pada objek penelitian dikemukakan, baik masalah yang akan diteliti maupun tidak diteliti. Tunjukan hubungan masalah satu dengan masalah yang lain. Masalah yang diteliti umumnya merupakan variable dependen.

Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori dan supaya penelitian lebih mendalam maka penelitian dibatasi pada beberapa variable saja.

Rumusan Masalah     
Dinyatakan dalam kalimat tanya.



E. Tujuan penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan di luar pola pikir dalam merumuskan masalah. Tetapi keduanya ada kaitannya dengan permasalahan, oleh karena itu dua ini ditempatkan pada bagian ini. Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada pada sampul skripsi atau tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapat mendapat gelar sarjana), tetapi tujuan di sini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya rumusan masalahnya: bagaimanakah tingkat displin kerja pegawai di Departemen A? maka tujuan penelitianya adalah: ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin pegawai di departemen A. Kalau rumusan masalahnya: apakah ada pengaruh latihan terhadap produktifitas kerja pegawai, maka tujuan penelitiannya adalah: ingin mengetahui apakah pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja pegawai. Dan kalau ada seberapa besar. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan penelitian dapat tercapai dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat maka sekarang kegunaanya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua yaitu:
a.       Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis
b.      Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada obyek yang diteliti.






DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar