Minggu, 06 Januari 2013

Analisis novel ke4 Guruku sayang, dibuang jangan karya Rahmat Heldy HS


Nama                   :        Dede Pratiwi Susilowati
Kelas           :        3 D Diksatrasia
Nim             :        2222101678
Analisis novel ke4 Guruku sayang, dibuang jangan karya Rahmat Heldy HS
Saya akan menganalisis novel Guruku sayang dibuang jangan ini. Jujur saja baru melihat cover depan rasa-rasanya novel ini kurang menarik, apalagi dengar-dengar sang penulis baru saja mengepakkan sayap dibidang penulisan, dengan kata lain novel ini merupakan novel pertama yang berhasil diterbitkan oleh penulis setelah naskah berkali-kali mengalami penolakan diberbagai penerbit, akhirnya Gong Publishingpun menerbitkan novel perdana Rahmat Heldy HS atau yang lebih dikenal dengan panggilan Rahel ini, siapa yang tak mengenal Gong Publishing, penerbit yang menerbitkan karya-karya emas. Begitupula novel ini don’t ever judge a book by the cover, jangan pernah menilai novel dari cover luarnya, mari kita telaah bagaimana isi dalamnya.
Cover depan memang tidaklah menarik pembaca untuk mengambil novel ini dari rak ditoko-toko buku, sebab pewarnaan serta desain grafis cover tidaklah didisain semenarik mungkin, namun setelah membaca judulnya ‘Wah’ kata itulah yang pertama kali saya ucapkan sebab judulnya sangat menggelitik ‘Guruku sayang, dibuang jangan’ mungkin karena pengaruh pendidikan yang saya tempuh adalah pengabdian kepada Negara sebagai seorang guru di Fakultas Kependidikan dan Ilmu Keguruan maka instusi saya mengatakan sepertinya novel ini bagus dan membuat saya berhasrat untuk segera menamatkan novel ini.
Apalagi setelah saya baca latar belakang penulis adalah alumni dari kampus saya sekarang, dengan fakultas dan jurusan yang sama dengan saya, maka semakin menjadilah rasa penasaran saya. Rasanya ada kebanggan tersendiri bagi saya karena ada mahasiswa fakultas dan jurusan yang sama dengan saya sudah berhasil menerbitkan sebuah novel, hal ini benar-benar memancing motivasi saya agar terus bergerak maju dalam bidang tulis menulis karena sesungguhnya saya juga menukai bidang tulis menulis sejak duduk dibangku SMP, namun sempat terhenti saat kuliah. Namun kini ada sebuah buku penginspirasi hidup saya baik inspirasi saya sebagai mahasiswa, sebagai guru kelak, serta sebagai penulis.
Ketika saya membuka halaman pertama saya menemukan tulisan ‘mulanya aku membenci profesi sebagai guru’ sungguhlah tulisan itu agaknya mirip dengan pemikiran saya, mulanya saya terpaksa mengambil kuliah fakultas keguruan namun pikiran saya terbuka sedikit mengenai profesi sebagai guru. Saya seperti menemukan sisi yang sama dengan diri saya dalam novel ini. Hal itu membuat saya semakin bersemangat membaca halaman demi halaman selanjutnya, novel ini memang agaknya diambil dari kisah hidup penulis sendiri yang tentu saja dibumbui dramatisasi serta imajinasi disana-sini tetap saja membuat novel ini terasa begitu hidup dan memaksa saya seakan-akan terlarut dalam alur cerita. Dan bahkan saya merasa sebagai pemeran utamanya.
Tokoh utama dalam novel ini bernama Raphie yang diwujudkan dengan penyebutan kata ‘aku’ untuk mengganti Raphie, sebab penulis menggunakan sudut pandang pertama dalam novel  ini. Tokoh utama disini digambarkan dengan latar belakang sebagai mahasiswa semester 4 jurusan Diksatraisa Fakultas Kependidikan Untirta, Raphie adalah mahasiswa yang cukup aktif di kampus, karakter Raphie disini digambarkan sebagai karakter yang sangat kuat dan menonjol, dia memiliki sikap optimis yang sangat tinggi, sifat pantang menyerah, tidak mudah putus asa itulah poin utama tokoh Raphie. Diawal cerita sudah terjadi konflik antara Raphie dengan ayahnya.
Ayah Raphie yang notabennya sebagai seorang petani di daerah kecil di profinsi Banten menginginkan anaknya juga menjadi seorang petani untuk menggarap sawah miliknya, sebab  ayah Raphie sudah terdoktrin sebuah paham kolot yang mengatakan bahwa tidak ada gunanya anak disekolahkan tinggi-tinggi, paham itu justru sangat menyusahkan Raphie, akhirnya mau tidak mau Raphie harus membiayai kuliahnya sendiri. Dia pun pernah menjadi wartawan namun akhirnya dia resign sebab khawatir apabila menjadi wartawan itu pekerjaan haram. Pada suatu ketika Raphie berangkat ke kampus menaiki bus arah pakupatan, ternyata dia diongkosi oleh seorang gadis cantik. Usut punya usut ternyata gadis itu juga mahasiswi Untirta tingkat 4 fakultas ekonomi, disini ada kejanggalan, diawal diceritakan bahwa Padma  adalah mahasiswi fakultas ekonomi namun entah mengapa diakhir cerita justru Padma mengajar di sekolah yang Raphie mengajar juga, padahal Padma kan lulusan Fakultas ekonomi. Sungguh membingungkan. Kembali ke jalan cerita, akhirnya kisah cinta mereka berdua pun berkembang hingga akhirnya Padma mengkhianati cinta Raphie dengan berpaling pada pria lain.
Saya merasa cerita dalam novel ini begitu hidup sebab setting tempat, nama tokoh benar-benar ada dikehidupan nyata. Sebut saja beberapa dosen sastra Untirta yang namanya mondar-mandir dibeberapa bab dalam novel ini sehingga saya sebagai pembaca, apalagi saya kuliah di Untirta, saya merasa tokoh Raphie benar-benar hidup dan sangat nyata. Penulis pandai sekali menggabungkan unsur yang ada dalam kehidupan nyata dalam sebuah novel fiksi. Alur yang digunakan adalah alur maju dan mundur, dan menggunakan konflik naik turun hingga klimaksnya justru ada di akhir cerita yang sangat mengagetkan sebab ternyata akhirnya Padma tewas gantung diri disebabkan dia terkena HIV/AIDS sedangkan ayah ibunya sudah meninggal. Novel ini benarlah bagus dan layak untuk dibaca apalagi mengingat ini adalah novel pertama dari penulis. Cukup bagus bagi seorang penulis yang menerbitkan novel untuk pertama kalinya.
Unsur yang ada dalam novel ini adalah pendekatan sosiologisastra yakni pendekatan yang dilakukan berdasarkan budaya, kehidupan sosial, serta ekonomi yang ada pada masyarakat sesungguhnya. Bisa dibilang sebagai cerminan kehidupan sosial masyarakat. Dalam novel ini tentu saja berlatar belakang masyarakat Banten. Dengan keadaan sosial kebanyakan masyarakat didesanya sebagai petani. Bila dilihat kenyataannya dikehidupan nyata ternyata memang begitu adanya.
Novel ini tidak hanya menceritakan perjuangan hidup seorang anak petani yang ingin maju serta ingin mengubah kehidupannya. Namun juga bercerita tentang rumitnya sebuah kisah percintaan, serta sifat optimis yang sangat tinggi. Saya sungguh sangat termotifasi setelah membaca novel ini. Awalnya saya agak pesimis dan malas membuat karya sastra, namun pikiran saya menjadi terbuka berkat novel ini, saya ingin menghasilkan sebuah karya sastra entah dalam bentuk apapun, sebab saya sebagai anak sastra yang seharusnya mencintai karya sastra.
Kesimpulan
Novel ini sungguh bagus dan layak dibaca sebagai motivasi bagi pembaca pada umumnya serta mahasiswa sastra pada khususnya. Sepertinya tak ada cacat yang berarti dalam novel ini, namun yang menjadi pertanyaan saya adalah judulnya sungguh tidak ada hubungannya dengan jalan ceritanya. Siapa guru yang dimaksud dalam judul Guruku sayang dibuang jangan. Itulah teka-teki yang seertinyahanya penulisnya saja yang tahu artinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar