Minggu, 06 Januari 2013

MAKALAH ANALISIS PUISI KARYA AMIR HAMZAH SEJARAH SASTRA PERIODE 1933-1942


makalah Analisis puisi karya Amir Hamzah
Sejarah Sastra
periode 1933-1942


Description: Description: n248714910261_5149


Disusun Oleh
Nama         :      Dede Pratiwi
Nim                       :      2222101678
Kelas        :      2D Diksatrasia     


universitas negeri sultan ageng tirtayasa
fakultas keguruan dan ilmu pendidika

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini, yang dipersiapkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Sastra.
Saya berharap makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi yang membacanya, khususnya bagi mahasiswa jurusan bahasa Indonesia. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidaklah sempurna karena masih dalam proses pembelajaran. Saya meminta maaf apabila masih banyak terdapat kesalahan dan ketidaksopanan baik dalam penyampaian maupun penulisannya. Saya juga menerima kritik dan saran yang bersifat membangun kebaikan. Akhir kata saya ucapkan terimakasih. Wassalam

                                                                                                                        Serang, Juli 2011

                                                                                                                           Dede pratiwi











BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sastra adalah karya dan kegiatan seni yang berhububngan dengan ekspresi dan penciptaan sedangkan Karya Sastra adalah karya yang diciptakan oleh manusia hasil dari refleksi pikiran manusia yang diituangkan dalam bentuk tulisan, maupun gambar. Hasil karya sastra dalam bentuk tulisan misalnya: novel, puisi, cerpen, dll. Semua hasil karya sastra sangat menarik untuk dikaji.
Dalam penulisan sajak atau puisi, setiap penyair mempersembahkannya dengan gaya bahasa sendiri. Dan gaya bahasa juga menjadikan sebuah karya itu bermutu tinggi di mata pembaca atau apresiator, biasanya gaya bahasa itu bergantung kepada pengalaman, ilmu dan kemahiran berbahasa yang dimiliki tiap individu.
Bukan hanya itu, dalam menganalisis puisi kita dapat menggunakan 2
model analisis. Analisis yang pertama yaitu pendekatan terhadap karya sastra melalui 4 Kritik, yakni Kritik Mimetik (Mimetik kritikism), Kritik Pragmatik, Kritik Ekspresif, serta Kritik Objektif, lalu analisis yang kedua adalah analisis puisi berdasarkan bentuk dan isinya.
 Oleh sebab itu maka saya akan menganalisis puisi Malam karangan Amir Hamzah dengan menggunakan 2 model analisis tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat diketahui beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana bentuk dan isi dari puisi Malam, karangan Amir Hamzah
2. Bagaimana pendekatan terhadap karya sastra melalui 4 kritik dari puisi Malam, karangan Amir Hamzah

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka dapat diketahui beberapa tujuan masalah, yaitu :
1. Mengetahui bentuk dan isi dari puisi Malam, karangan Amir Hamzah
2. Mengetahui pendekatan terhadap karya sastra melalui 4 kritik dari puisi Malam, karangan Amir Hamzah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Puisi Malam, karya Amir Hamzah

Malam
Daun bergamit berpaling muka
Mengambang tenang di laut cahaya
Tunduk mengurai surai terurai
Kelapa lampai melambai bidai

Nyala pelita menguntum melati
Gelanggang sinar mengembang lemah
Angin mengusap menyayang pipi
Balik-berbalik menyerah-nyerah

Air mengalir mengilau-sinau
Riak bergulung pecah-memecah
Nagasari keluar meninjau
Membanding purnama di langit cerah

Lepas rangkum pandan wangi
Terserak harum pemuja rama
Hinggap mendakap kupu berahi
Berbuai-buai terlayang lena


Adikku sayang berpangku guring
Rambutmu tuan kusut melipu
Aduh bahagia bunga kemuning
Diri dihimpit kucupan rindu

2.1.1 Biodata pengarang
BIODATA PENGARANG
Nama               : Tengku Amir Hamzah Indera Putera
Lahir                : Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara, 28 Februari 1911
Meninggal       : Kuala Begumit, 20 Maret 1946

Pendidikan:
- Sekolah Menengah Langkatsche School (HIS)
- MULO di Medan dandi Jakarta,
- Aglemeene Middelbare School (AMS) jurusan Sastra Timur di Solo,
- Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta

Karir:
Sasatrawan, Penyair
- Wakil Pemerintah Republik Indonesia untuk Langkat yang berkedudukan di Binjai, 29 Oktober 1945-20 Maret 1946

Karya:
kumpulan sajak Buah Rindu, Nyanyi Sunyi, Setanggi Timur, Terjemah Baghawat Gita

Penghargaan:
Diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1975    




2.2 Analisis puisi berdasarkan model pendekatannya terhadap karya sastra
Berdasarkan model pendekatan terhadap karya sastra, kritik sastra digolongkan menjadi empat tipe:
1.Kritik Mimetik (Mimetik kritikism)
Kritik mimetik memandang karya sastra sebagai tiruan, pencerminan, atau penggambaran dunia luar dan kehidupan manusia. Kriteria yang utama dikenakan pada karya sastra adalah ‘kebenaran’ penggambarannya terhadap objek yang digambarkan atau hendak digambarkan. Dalam puisi Malam, mimetik terlihat pada baris yang berbunyi:
v  Membanding purnama di langit cerah (bait ke 3, baris ke 4)

2. Kritik Pragmatik
Kritik ini memandang karya sastra sebagai sesuatu yang disusun untuk mencapai efek-efek tertentu pada pembaca. Kritik pragmatik cenderung menimbang nilai karya sastra sesuai dengan keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut.
Dalam puisi Malam ini, Amir Hamzah cenderung menulis puisi bait demi bait dengan rima yang sesuai dan enak didengar telinga walaupun terkadang beliau justru membuat kata baru yang aneh dan tidak ada dalam bahasa Indonesia. Hal itu dilakukan agar mencapai efek terbaik bagi puisinya.
Seperti pada bait ke 5
Adikku sayang berpangku guring
Rambutmu tuan kusut melipu
Aduh bahagia bunga kemuning
Diri dihimpit kucupan rindu
Rima yang Amir Hamzah ciptakan sungguh indah, diakhiri dengan huruf yang hampir bertautan, namun sayangnya agak terlihat memaksa agar puisi terdengar indah sebab kata guring, melipu, merupakan kata yang asing dalam bahasa Indonesia.



3. Kritik Ekspresif
Kritik ekspresif mendefenisikan puisi sebagai ekspresi, curahan, ucapan perasaan, atau sebagai produk imajinasi penyair. Kritik ini menghubungkan karya sastra dengan pengarang. Puisi Malam merupakan refleksi dari Amir Hamzah yang merupakan ungkapan isi hatinya pada saat itu.

4.Kritik Objektif
Kritik ini menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang berdiri bebas dari penyair, pembaca, dan dunia sekitarnya. Kriteria utama dalam kritik objektif adalah kriteria intristik. Puisi karya Amir Hamzah ini terdiri dari 20 baris. Penyair menuliskan puisinya seakan bercerita. Dalam puisi ini, terdapat;
Majas personifikasi
Contohnya : Daun bergamit berpaling muka



2.3 Analisis puisi berdasarkan bentuk dan isinya
1. Berdasarkan bentuknya
puisi Malam mempunyai 20baris dengan bentuk seakan bercerita. Puisi ini tidak mempunyai ritme akan tetapi puisi ini mempunyai rima seperti:

Air mengalir mengilau-sinau
Riak bergulung pecah-memecah
Nagasari keluar meninjau
Membanding purnama di langit cerah



Bahasa Figuratif dalam Puisi
Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. Dalam puisi malam ini terdapat beberapa majas yakni:

a.Majas personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada benda mati seolah-olah hidup. Dalam puisi Malam majas personbifikasi terdapat pada:
Daun bergamit berpaling muka (bait ke 1, baris ke 1)
Kelapa lampai melambai bidai (bait ke 1, baris ke 4)

Bait ke 2
Nyala pelita menguntum melati
Gelanggang sinar mengembang lemah
Angin mengusap menyayang pipi
Balik-berbalik menyerah-nyerah

b.Majas Hiperbola
Majas Hiperbola adalah majas yang bersifat melebih-lebihkan sesuatu, hingga mendapatkan susunan kata yang indah dalam puisi.                Dalam puisi Malam majas hiperbola terdapat pada:
Air mengalir mengilau-sinau
Riak bergulung pecah-memecah
Nagasari keluar meninjau
Membanding purnama di langit cerah
2. Bedasarkan isinya
Puisi Malam merupakan puisi yang dibuat sebagai suasana hati pengarang pada saat itu yang sedang dilanda rindu kepada kekasihnya. Tiap individu dapat saja mengartikan puisi sesuai dengan behavior serta segi kognitif masing-masing individu yang tentu saja berbeda. Hal ini sesuai dengan prinsip karya sastra yang bersifat ekspresif bagi penyair yang tentu saja antara pembaca serta penyair memiliki perbedaan dalam mengartikan karya sastra tersebut. Maka dari itu menurut saya pribadi arti dari tiap baris adalah sebagai berikut:

Malam
Daun bergamit berpaling muka
Daun bergoyang terkena hembusan angin sehingga kelopak daun tidak bertemu antara bagian  atas daun dan bagian bawahnya

Mengambang tenang di laut cahaya
Tunduk mengurai surai terurai
Daun-daun itu  terlihat sangat tenang bila dilihat dari kejauhan dimalam hari yang hanya dihiasi sinar rembulan

Kelapa lampai melambai bidai
Daun kelapa pun ikut melambai terkena hembusan angin malam


Nyala pelita menguntum melati
Cahaya lampu seperti menyinari bunga melati itu
Gelanggang sinar mengembang lemah
Namun perlahan cahaya itu makin redup

Angin mengusap menyayang pipi
Angin malam menghembus kulit pipi

Balik-berbalik menyerah-nyerah
Angin malam bertaut berhembusan

Air mengalir mengilau-sinau
Air yang mengalir terlihat silau sebab terkena cahaya

Riak bergulung pecah-memecah
Nagasari keluar meninjau
Membanding purnama di langit cerah
Riak airnya agak berombak terkena hembusan angin malam, lalu ada yang keluar membandingkan bulan purnama dilangit yang cerah, sungguh perpaduan warna yang kontras. Langit hitam pekat dihiasi bulan purnama, perbandingan yang sangat indah.

Lepas rangkum pandan wangi
Terserak harum pemuja rama
Hinggap mendakap kupu berahi
Berbuai-buai terlayang lena
Wangi daun pandan terhempas oleh angin yang berhembus, sehingga menyebarkan wanginya kemana-mana, menjebak siapapun yang mencium wanginya. Sehingga terbuai oleh wanginya yang memabukkan.
Begitupula dirimu kekasihku, sangat indah sekali sehingga membuatku merasa sangat terbuai oleh cintamu.

Adikku sayang berpangku guring
Rambutmu tuan kusut melipu
Aduh bahagia bunga kemuning
Diri dihimpit kucupan rindu
Kekasihku tercinta, lihat diriku disini betapa merindunya aku padamu, bisakah kau lihat keadaanku sekarang ini. Rindu yang kian membuncah kian tak tertahan lagi.




















BAB III
PENUTUP
iii.i saran
Demikianlah makalah analisis ini saya buat dengan berbagai kekekurangan dalam pembuatannya, yang tentu saja dikarenakan hakikat manusia sebagai tempat kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan dikemudian hari. semoga makalah ini bermanfaat untuk berbagai pihak. Wassalamualaikum wrb.



1 komentar: